Inti Bumi sendiri memerankan pusat di banyak kosmologi dan kepercayaan tradisional. Terbaru, sedikit demi sedikit sains mulai memahaminya. Berikut pandangan kronologis pemahaman evolusi manusia dari dunia panas di bawah kaki manusia.
Lubang Neraka
Pandangan tradisional yang banyak menyebar menyatakan, inti Bumi adalah danau api tempat orang jahat tinggal untuk selamanya atau biasa disebut neraka. Mengabaikan sisi kehidupan setelah meninggal, penggambaran neraka yang ada akurat dengan inti Bumi.
Mengejutkan memang, banyak keyakinan dan kosmologi menggambarkannya dengan benar, yakni berupa letusan gunung api yang bisa disajikan di budaya kuno dengan pandangan menakutkan api neraka.
Pada kenyataannya, belerang yang menjadi metafora Neraka di Injil Kristen hanyalah sejenis batu yang biasa ditemukan di gunung api.
Kura-kura dunia
Banyak budaya Asia Timur dan Amerika asli tak menggambarkan interior Bumi seperti neraka. Gantinya, mereka menggambarkannya sebagai kura-kura raksasa yang disebut ‘kura-kura dunia’. Kura-kura ini menopang Bumi di punggungnya.
Beberapa variasi mitos ini menyebutkan, kura-kura ini diganti gajah dalam mitos Hindu namun beberapa sejarawan menggambarkan, dunia berada di atas punggung gajah yang berdiri di atas kura-kura.
Awal mulanya di 1931, antropolog Frank Speck mempelajari mitos ini dari Delaware India yang meyakini kura-kura mewakili sifat tekun dan panjang umur.
Inti emas
Geolog Bernard Wood dari University of Oxford memperkirakan, ada 1,6 kuadriliun ton emas di inti Bumi dan jumlah ini cukup untuk menyelimuti permukaan planet dengan emas setebal 0,5 meter.
Menurutnya, jumlah emas yang ada enam kali lebih banyak dari platina, nikel, niobium, dan elemen besi lainnya.
Hipotesa geolog ini muncul setelah ia meneliti konten besi pada meteorit yang serupa ‘planetismal,’ benda langit kecil bertubrukan pembentuk Bumi. Wood menemukan banyak emas pada meteorit ini.
Lapisan bawang
Kerak Bumi seolah membisikkan rahasia apa yang ada di bawahnya. Saat ada gempa, gelombang seismic memantul melewati Bumi dan memantulkan kerak, mantel, inti luar dan dalam kemudian terekam seismogram di seluruh dunia. Kemudian, ilmuwan melacak ulang untuk membuat peta interior Bumi.
Hasilnya, ditemukan sebuah bola besi dan nikel solid di intinya. Meski diyakini memiliki suhu 5.500 C, inti Bumi juga memiliki tekanan tinggi yakni lebih dari tiga juta kali atmosfer permukaan planet ini. Tekanan ini akan membuat suhu pada titik besi meleleh.
Bola Kristal
Bukti menunjukkan, inti Bumi bukanlah bagian homogeny. Ilmuwan menyadari gelombang seismic yang melewati inti lebih cepat dari satu kutub ke lainnya.
Artinya, inti Bumi memiliki struktur yang berbeda arah satu sama lain. Para ahli yakin, hal ini disebabkan karena inti Bumi terbuat dari kristal yang tertata di kutub magnet Bumi.
Geofisikawan Ronald Cohen dari Carnegie Institute menemukan, gelombang horizontal dan vertical membuat atom nikel dan besi tercampur dua jenis kristal yang membuatnya memiliki struktur heksagonal dan kubus.
Hutan terlarang
Geolog Jepang Kei Hirose baru-baru ini melakukan percobaan mereplika kondisi di inti Bumi dalam skala kecil di lab.
Menggunakan catok, alat seperti penjepit, ia memanaskan besi nikel pada suhu 4.500 Celsius dan tekanan atmosfer tiga juta kali.
Berdasarkan apa yang terjadi, ia menyatakan, kristal dalam inti Bumi setinggi 10 km. Hirose pun menggambarkannya sebagai 'hutan kristal'.
No comments:
Post a Comment
Cara berkomentar:
Pada kotak Comment as pilih Name/URL
Name: Isi dengan nama kamu
URL: Jika kamu punya blog atau website, tuliskan alamatnya disini. kalau tidak punya maka kosongkan saja.
Klik Lanjutkan