tubuhnya selalu sehat dan fit, banyak sekali olahraga yang bisa kita lakukan,
baik yang jenis olahraga yang dapat kita lakukan seperti : Jalan, jogging,
senam aerobik dan masih banyak lagi yang lainnya.
Tetapi tahukah anda ? bahwa apabila di dalam melakukan olahraga ini tidak
dengan pemanasan atau di lakukan secara benar maka itu akan menjadikan
potensial cedera bagi kita,nah anda ingin mengetahui faktor faktor apa saja yang bismenyebabkan
cedera ?
FAKTOR PENYEBAB
Di bawah beberapa faktor yang bisa menyebabkan cedera :
Latihan Yang Berlebihan
Ini bisa terjadi jikaanda memaksa diri untuk berlatih di luar batas kemampuan
diri anda, berlatihlah sesuai dengan kemampuan anda, anda harus tahu
batas kemampuan tubuh anda sendiri.
Di bawah beberapa faktor yang bisa menyebabkan cedera :
Latihan Yang Berlebihan
Ini bisa terjadi jikaanda memaksa diri untuk berlatih di luar batas kemampuan
diri anda, berlatihlah sesuai dengan kemampuan anda, anda harus tahu
batas kemampuan tubuh anda sendiri.
Metode Latihan Yang Salah
Di mana anda terlalu cepat meningkatkan intensitas ataupun jumlah
latihan,hanya karena ingin kalori cepat terbakar ataupun karena ingin
cepat mendapatkan hasil dari olahraga ini.
Di mana anda terlalu cepat meningkatkan intensitas ataupun jumlah
latihan,hanya karena ingin kalori cepat terbakar ataupun karena ingin
cepat mendapatkan hasil dari olahraga ini.
Kelainan Struktural
Kelainanan struktural atau anatomi tubuh anda yang dapat memberikan
stress tambahan, misalnya kelainan otot, tulang, sendi dll. Ini bisa karena
bawaan dari lahir
Kelainanan struktural atau anatomi tubuh anda yang dapat memberikan
stress tambahan, misalnya kelainan otot, tulang, sendi dll. Ini bisa karena
bawaan dari lahir
Kurangnya Flexibilitas
Ddimana otot yang dipertegang oleh latihan yang keras akan lebih rentan
terhadap untuk terjadi cereda.
Ddimana otot yang dipertegang oleh latihan yang keras akan lebih rentan
terhadap untuk terjadi cereda.
Ketidak Seimbangan Otot
Ini bisa terjadi jika salah satu otot lebih kuat daripada otot lain yang
melakukan fungsi yang berlawanan misalnya selain melatih
otot Biceps (Lengan Atas Depan) kita juga harus melatih
otot Triceps (Lengan Atas Belakang), agar kekuatan
otot lengan kita berimbang
Ini bisa terjadi jika salah satu otot lebih kuat daripada otot lain yang
melakukan fungsi yang berlawanan misalnya selain melatih
otot Biceps (Lengan Atas Depan) kita juga harus melatih
otot Triceps (Lengan Atas Belakang), agar kekuatan
otot lengan kita berimbang
Kurangnya Pemanasan
Pemanasan sebelum berolahraga sangat penting, karena ini membantu untuk
kita menjadi tidak kaku/ menambah flexibilitas sehingga bisa terhindar dari cedera.
PENGOBATAN
Penatalaksanaan Cedera Olahraga
Pada umumnya penatalaksanaan cedera olahraga menggunakan prinsip RICE
(Rest, Ice, Compression, Elevation) yang selalu diterapkan pada awal
terjadinya cedera sebelum penanganan selanjutnya.
Indikasi RICE dilakukan pada cedera akut atau kronis eksaserbasi akut,
seperti hematome (memar), sprain, strain, patah tulang tertutup,
dislokasi setelah dilakukan reposisi. Kontraindikasi RICE pada kram otot,
patah tulang terbuka, adanya luka pada kulit merupakan kontraindikasi
penggunaan Ice dan Compression.
Penatalaksanaan cedera olahraga dengan:
a. Hentikan kegiatan olahraga
b. Lakukan prinsip RICE
a. Hentikan kegiatan olahraga
b. Lakukan prinsip RICE
1. Rest (istirahat)
Bagian tubuh yang cedera harus segera diistirahatkan, karena
gerakan aktif akan meningkatkan perdarahan dan pembengkakan yang
terjadi
sehingga nyeri akan berlanjut. Bagian yang terluka segera
diistirahatkan untuk
meminimalkan perdarahan dalam dan pembengkakan serta untuk
mencegah
bertambah parahnya cedera.
Bagian tubuh yang cedera harus segera diistirahatkan, karena
gerakan aktif akan meningkatkan perdarahan dan pembengkakan yang
terjadi
sehingga nyeri akan berlanjut. Bagian yang terluka segera
diistirahatkan untuk
meminimalkan perdarahan dalam dan pembengkakan serta untuk
mencegah
bertambah parahnya cedera.
2. Ice (es)
Bagian tubuh yang cedera dikompres dingin / es, bertujuan untuk
terjadinya vasokontriksi lokal (pengurutan pembuluh darah lokal),
mengurangi
terjadinya perdarahan dan pembengkakan, mengurangi rasa nyeri, mengurangi
reaksi inflamasi (peradangan) dan spasme otot. Mula-mula kompres
dingin/es
dilakukan selama 15-20 menit setiap 1-2 jam, kemudian frekwensi
diturunkan
secara bertahap sampai 24-48 jam disesuaikan dengan berat ringannya
cedera yang
terjadi. Es batu menyebabkan pembuluh darah mengkerut, membantu
mengurangi
peradangan dan nyeri.
Bagian tubuh yang cedera dikompres dingin / es, bertujuan untuk
terjadinya vasokontriksi lokal (pengurutan pembuluh darah lokal),
mengurangi
terjadinya perdarahan dan pembengkakan, mengurangi rasa nyeri, mengurangi
reaksi inflamasi (peradangan) dan spasme otot. Mula-mula kompres
dingin/es
dilakukan selama 15-20 menit setiap 1-2 jam, kemudian frekwensi
diturunkan
secara bertahap sampai 24-48 jam disesuaikan dengan berat ringannya
cedera yang
terjadi. Es batu menyebabkan pembuluh darah mengkerut, membantu
mengurangi
peradangan dan nyeri.
3. Compression (balut tekan)
Penggunaan bandage untuk balut telan pada daerah yang mengalami cedera
akan menurunkan tingkat perdarahan dan mencegah terjadinya pembengkakan.
Membungkus daerah yang mengalami cedera dengan perban
elastik dan mengangkatnya sampai diatas jantung, akan membantu
mengurangi pembengkakan.
Pengompresan dengan es batu dilakukan selama 10 menit. Suatu
perban elastik bisa
dililitkan secara longgar di sekeliling kantong es batu. Es mengurangi
nyeri dan
pembengkakan melalui beberapa cara.
Daerah yang mengalami cedera mengalami pembengkakan karena
cairan merembes
dari dalam pembuluh darah. Dengan menyebabkan mengkerutnya
pembuluh darah,
maka dingin akan mengurangi kecenderungan merembesnya cairan
sehingga
mengurangi jumlah cairan dan pembengkakan di daerah yang terkena,
Menurunkan suhu kulit di sekitar daerah yang terkena bisa mengurangi
nyeri dan
kejang otot. Dingin juga akan mengurangi kerusakan jaringan karena
proses seluler
yang lambat.
Pengompresan dengan es batu terlalu lama bisa merusak jaringan.
Jika suhu sangat rendah (sampai sekitar 15 derajat Celsius), kulit akan
memberikan
reaksi sebaliknya, yaitu menyebabkan melebarkan pembuluh darah.
Kulit tampak
merah, teraba hangat dan gatal, juga bisa terluka.
Efek tersebut biasanya terjadi dalam waktu 9-16 menit setelah
dilakukan
pengompresan dan akan berkurang dalam waktu sekitar 4-8 menit
setelah es
diangkat. Karena itu es harus diangkat sebelum efek ini terjadi atau
setelah 10
menit, baru dikompreskan lagi 10 menit kemudian.
Penggunaan bandage untuk balut telan pada daerah yang mengalami cedera
akan menurunkan tingkat perdarahan dan mencegah terjadinya pembengkakan.
Membungkus daerah yang mengalami cedera dengan perban
elastik dan mengangkatnya sampai diatas jantung, akan membantu
mengurangi pembengkakan.
Pengompresan dengan es batu dilakukan selama 10 menit. Suatu
perban elastik bisa
dililitkan secara longgar di sekeliling kantong es batu. Es mengurangi
nyeri dan
pembengkakan melalui beberapa cara.
Daerah yang mengalami cedera mengalami pembengkakan karena
cairan merembes
dari dalam pembuluh darah. Dengan menyebabkan mengkerutnya
pembuluh darah,
maka dingin akan mengurangi kecenderungan merembesnya cairan
sehingga
mengurangi jumlah cairan dan pembengkakan di daerah yang terkena,
Menurunkan suhu kulit di sekitar daerah yang terkena bisa mengurangi
nyeri dan
kejang otot. Dingin juga akan mengurangi kerusakan jaringan karena
proses seluler
yang lambat.
Pengompresan dengan es batu terlalu lama bisa merusak jaringan.
Jika suhu sangat rendah (sampai sekitar 15 derajat Celsius), kulit akan
memberikan
reaksi sebaliknya, yaitu menyebabkan melebarkan pembuluh darah.
Kulit tampak
merah, teraba hangat dan gatal, juga bisa terluka.
Efek tersebut biasanya terjadi dalam waktu 9-16 menit setelah
dilakukan
pengompresan dan akan berkurang dalam waktu sekitar 4-8 menit
setelah es
diangkat. Karena itu es harus diangkat sebelum efek ini terjadi atau
setelah 10
menit, baru dikompreskan lagi 10 menit kemudian.
4. Elevation (meninggikan)
Bagian badan yang mengalami cedera diposisikan lebih
tinggi sehingga aliran arah ke bagian yang cedera berkurang. RICE
dilakukan
selama 24-48 jam pertama sejak terjadinya cedera. Setelah itu dapat
dilakukan
kombinasi kompres dingin dan hangat untuk memperbaiki vaskularisasi
(sirkulasi)
jaringan yang cedera. Bagian yang mengalami cedera tetap diangkat,
tetapi kompres
es dilepaskan selama 10 menit, setelah itu dikompres lagi selama 10
menit. Hal ini
dilakukan secara bergantian dalam waktu 1-1,5 jam.
Tindakan diatas bisa diulang sebanyak beberapa kali selama 24 jam
pertama.
Bagian badan yang mengalami cedera diposisikan lebih
tinggi sehingga aliran arah ke bagian yang cedera berkurang. RICE
dilakukan
selama 24-48 jam pertama sejak terjadinya cedera. Setelah itu dapat
dilakukan
kombinasi kompres dingin dan hangat untuk memperbaiki vaskularisasi
(sirkulasi)
jaringan yang cedera. Bagian yang mengalami cedera tetap diangkat,
tetapi kompres
es dilepaskan selama 10 menit, setelah itu dikompres lagi selama 10
menit. Hal ini
dilakukan secara bergantian dalam waktu 1-1,5 jam.
Tindakan diatas bisa diulang sebanyak beberapa kali selama 24 jam
pertama.
Cara Lain
Penyuntikan kortikosteroid ke dalam sendi yang terluka atau jaringan di
sekitarnya bisa mengurangi nyeri dan pembengkakan.
Tetapi penyuntikan ini bisa memperlambat penyembuhan,
meningkatkan resiko terjadinya kerusakan tendon dan tulang rawan
dan memperburuk cedera karena memungkinkan penderita
menggunakan sendinya yang terluka sebelum sembuh total.
Penyuntikan kortikosteroid ke dalam sendi yang terluka atau jaringan di
sekitarnya bisa mengurangi nyeri dan pembengkakan.
Tetapi penyuntikan ini bisa memperlambat penyembuhan,
meningkatkan resiko terjadinya kerusakan tendon dan tulang rawan
dan memperburuk cedera karena memungkinkan penderita
menggunakan sendinya yang terluka sebelum sembuh total.
terimakasih
ReplyDelete