Yang satu memerintah kerajaan besar di tepian sungai Nil Mesir.
Sedangkan yang satu lagi merajai jalanan dengan taksinya di Kota Torquay
Inggris.
Tetapi dua orang yang terpisah rentang waktu ribuan tahun itu punya
kesamaan. Setelah meninggal diabadikan sebagai mumi, dengan teknik yang
sama pula.
Yang disebut pertama adalah Firaun (Raja) Tutankhamun yang memerintah
Mesir lebih dari 3.000 tahun lalu dan meninggal pada 1323 SM. Sedangkan
yang kedua adalah Alan Billis (61), sopir taksi yang meninggal baru-baru
ini akibat kanker paru-paru.
Billis yang suka nonton film dokumenter setuju dijadikan mumi setelah
membaca iklan dari sebuah stasiun televisi yang mencari orang yang mau
dijadikan mumi.
Namun begitu, Janet dan ketiga anaknya yang sudah beranjak dewasa
memberi restu atas keputusan itu. Hasilnya adalah sebuah program
dokumenter Memumikan Alan: Rahasia Terakhir Mesir yang ditayangkan
Channel 4.
Dalam rekaman yang diambil sebelum ia meninggal, Bill menjelaskan soal
keputusannya mendedikasikan dirinya untuk program dokumenter itu. “Sudah
banyak orang meninggalkan tubuhnya untuk kepentingan ilmu pengetahuan,
dan jika orang-orang tidak secara sukarela untuk apa pun, maka tidak
akan ada yang menemukan sesuatu,” katanya.
Selama beberapa bulan setelah kematiannya pada Januari 2011, beberapa
organ tubuh Billis diambil lalu disimpan dalam toples, kecuali hati dan
otaknya.
Kulitnya dibalur dengan campuran oli dan resin, kemudian dimandikan
dengan larutan Natron, garam yang ditemukan di dasar Sungai Nil yang
kering.
Setelah sebulan dalam tanki gelas di Medico-Legal Centre di Sheffield
yang juga merupakan kamar jenazah di kota itu, jenazah Billis
dipindahkan ke kamar pengeringan dengan dibalut kain linen.
Dr Stephen Buckley dari Universitas York yang membantu dalam riset
teknik mumifikasi Mesir sebelum program itu dilangsungkan, mengatakan
bahwa jenazah Billis kini bisa bertahan hingga ribuan tahun.
membaca artikel nya sangat menarik , saya senang berkunjung ke blog anda
ReplyDelete